Rabu, 29 September 2010

Antropologi Kampus dalam Konsep Gerakan


ANTROPOLOGI KAMPUS
Disampaikan pada BIKAMARU BEM – FU IAIN STS Jambi
Ushuluddin Mendalo, 22 September 2010


Oleh : Ade Putra Wijaya

“Melihat, Mendengar, Merasa dan mengadakan perubahan”
Kampus dikatakan miniatur negara. Di dalamnya ada politik dan budaya yang bermacam-macam. Kampus tidak dapat difahami hanya sebagai gelanggang akademis dan ilmu pengetahuan, karena nyatanya memang tidak demikian. Kampus terlibat dalam proyek dan pembangunan melalui pemberian legitimasi ‘ilmiah’. Sementara mahasiswa memiliki tipologi yang beragam, dari mahasiswa religius, hedonis, aktivis, study-oriented dan lain sebagainya. Sebagai sebuah gelanggang semi terbuka, kampus merupakan tempat potensial Para Mahasiswa untuk mengasah mental dan pengalaman kepemimpinan melalui pengenalan mendalam terhadap kehidupan nyata kampus.


William A. Haviland “Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia ”

David Hunter “ Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia ”.

Koentjaraningrat “Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda ”.

Unsur-unsur dari suatu kebudayaan dalam artian disini adalah budaya kampus kita tidak dapat dimasukan kedalam kebudayaan kampus lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu. Tetapi harus dingat bahwa kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah. Tanpa adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi-variasi baru dalam tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek dalam lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi tersebut.

Apabila dilihat dari pengertian antropologi sendiri kemudian diterapkan dalam kehidupan kampus jelas artinya bahwa tujuan kita mempelajari antropologi kampus agar kita mampu memahami tentang budaya -2 kampus baik itu cara berprilaku, tradisi dan nilai – nilai dalam dunia kampus.

Kampus juga merupakan Miniatur sebuah Negara, hal ini dikarenakan pemikiran dan kehidupan kaum elit yang ilmiah didalamnya, tidak hanya kehidupan akademis tapi politik, ekonomi, hokum dan keamanan pun berkembang didalamnya, akan tetapi pada saat sekarang ini nuansa politik dikampus yang lebih tampak modern ketimbang sisi kehidupan lain yang ada dikampus. Struktur dan kebudayaan yang berkembang didalam kehidupan kampus seperti sebuah Negara, etnis, bahasa, ras, kepribadian, keluarga dan golongan yang sangat pluralis membutuhkan keseimbangan dalam kehidupan kampus, baik akademisi maupun organisasi nya.

Dalam catatan sejarah, Suatu perubahan dalam kampus tidak akan terjadi apabila kita sebagai mahasiswa tidak mampu meng – explore segala kemampuan kita sebagai wujud tanggung jawab social sebagai mahasiswa. Karena kampus hanya sebuah benda mati yang mana tidak akan berbuat sesuatu apapun terhadap diri kita apabila kita hanya terdiam tanpa berbuat apapun tetapi sebaliknya kita harus mampu memberikan sesuatu terhadap dunia kampus baik dari segi pemikiran, maupun bergerak dalam organisasi sebagai tempat latihan kita dalam mengembangkan kemampuan kita.

Dalam menyikapi semua itu terdapat bermacam – macam tipe mahasiwa yang ada dalam dunia kampus yang sudah dijadikan budaya perilaku, nilai – nilai sebagai dasar perilaku yang mana mereka mempunyai alasan-2 tersendiri mengapa berprilaku seperti itu. Tipologi mahasiswa tersebut terbagi dalam beberapa kelompok antara lain :

1.      Akademis
2.     Agamis
3.     Apatis ( Tidak mau tahu )
4.     Hedonis ( bersikap seenaknya sendiri, hura-hura dsb)
5.     Kritis      -    Pemimpin
-         Aktivis

 Dari pengelompokan mahasiswa diatas jelas semuanya ada secara berdampingan tinggal kita sendiri yang mampu menilai diposisi mana kita berada. Mahasiswa sendiri merupakan sebuah Aktor organisasi dengan tipe – tipe mahasiswa yang beragam yang mana tetap menjunjung tinggi nilai suatu perubahan dalam kampus dengan wujud mengawal segala isu – isu yang berkembang guna kepentingan mahasiswa secara umum, tetapi kebanyakan posisi kita sebagai Mahasiswa berada pada tipe mahasiswa yang kritis dengan tidak melupakan kewajiban kita sebagai mahasiswa yang akademis serta tidak lupa pada kewajiban kita sebagai umat yang beragama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar